Sabtu, 08 Februari 2014

jaringan dasar dan jaringan penguat


LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ANATOMI PERKEMBANGAN TUMBUHAN
MATERI PRAKTIKUM
JARINGAN DASAR DAN JARINGAN PENGUAT”

Disusun Oleh :
Rina Bilkis      (1127020062)

Waktu pelaksanaan: Senin, 28 Oktober 2013
Waktu pengumpulan: Senin, 04 November 2013
    
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012-2013


I.     Pendahuluan
A.  Tujuan Percobaan
Ø Melihat macam-macam bentuk parenkim.
Ø Melihat adanya mekanik (penguat) pada tubuh tumbuhan.

B.  Dasar teori
       Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan meristem terutama pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah dan endosperm biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur. Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis serta lentur (Parlan, 1995).
       Sel parenkim memiliki banyak fungsi yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya banyak menyusun jaringan tumbuhan. Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar. Ciri-ciri jaringan parenkim adalah selnya hidup dan berdinding tipis serta berukuran besar, memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat, berbentuk segi enam, memiliki banyak vakuola, mampu bersifat meristematik (Kimball, 1992).
       Pada umumnya, sel parenkim itu memiliki sifat-sifat yang sama (meskipun dapat merupakan jaringan yang heterogen dengan tugas-tugasnya yang tidak sma pula). Sifat-sifat yang dimiliki jaringan parenkim antara lain yang telah dapat dikemukakan, yaitu:
a.         Dinding selnya tipis, dalam hal ini berlangsungnya penebalan-penebalanpun akan tipis pula, penebalan ini biasanya terjadi dari selulosa yang keadaannya masih lentur.
b.         Dinding sel yang telah menebal biasanya membantu noktah-noktah yang dapat menjamin pancarnya pertukaran zat-zat yang diperlukan tumbuhan.
c.         Sel-sel parenkim merupakan sel-sel yang masih mempunyai kegiatan atau masih hidup, yang dibagian ruang tengah selnya terdapat sentravakuola yang besar, yang biasanya penuh terisi cadangan makanan.
Sel parenkim biasanya berbentuk isodeametris, tetapi ada bentuk lain yaitu peristeatis memanjang atau silindris terdapat pada parenkim palisade mesofil daun dikotil, bercabang-cabang, parenkim dengan ruang antar sel parenkim dengan dinding yang melekuk-lekuk kearah dalam, yaitu berupa parenkim lipatan, pada daun Pinus merkusii dan Oryza sativa (Tim Dosen, 2012).
Menurut Karmana (2008), dikenal macam-macam parenkim, yaitu:
a.         Parenkim asimilasi
Parenkim asimilasi terdiri dari sel sel yang banyak mengandung klorofil. Parekim ini sangat bermanfaat bagi berlangsungnya fotosintesis, yang terletak pada bagian tepi. Parenkim asimilasi ini mengandung kloroplas dan dalam kloroplas sering berisi butir-butir tepung asimilasi.
b.         Parenkim penimbun
Cadangan makanan yang tersimpan dalam parenkim ini ada yang berbentuk zat-zat yang dapat larut dalam cairan sel dan yang berwujud bahan-bahan padat. Bahan-bahan ini tentunya merupakan bahan-bahan ergastik.
c.         Parenkim air
Jaringan ini terdiri dari sel-sel aktif (hidup) yang berukuran besar dan biasanya pula mempunyai dinding sel yang tipis. Sel-selnya sering tampak serupa serangkaian sel yang memanjang seperti sel-sel pagar (palisade). Jaringan palisade ini masing-masing selnya mempunyai sitoplasma. Sebuah inti sel serta sebuah vakuola besar dimana didalamnya terkandung air dan lendir. Manfaat dari lendir ini dapat diperkirakan akan dapat menambah daya menahan air pada sel-sel sekitar protoplas dan dindingnya.
d.        Parenkim tannin
Tannin adalah zat penyamak. Jadi parenkim tannin terdiri dari sel-sel parenkim yang memang berisi zat penyamak.
e.         Parenkim udara dalam ruang antar sel
Parenkim ini berbentuk bulat atau bintang
f.          Parenkim pengangkut
Parenkim ini mempunyai sel yang memanjang menuju arah pengangkutannya, umumnya pada batang.
       Jaringan penguat merupakan jaringan yang mempunyai kekuatan bagi tumbuhan dalam perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhannya. Jaringan penguat berfungsi untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi dua jaringan, yaitu:
1.         Jaringan kolenkim
       Kolenkim terdiri dari sel-sel yang serupa dengan parenkim tepi dengan penebalan pada dinding sel primer disudut-sudut yang tidak menyeluruh. Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan pleksibel pada kolenkim memberi dukungan yang cukup untuk sel-sel tetangganya. Karena kolenkim jaringan menghasilkan dinding sel yang ekstensif. Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana kedua jaringan ini terletak bersebelahan. Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tumbuhan yang lunak.
2.         Jaringan sklerenkim
       Jaringan sklerenkim adalah jaringan pendukung atau penguat pada tanaman. Penebalan lignin terletak pada sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal. Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa. Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mengkin terbagi 2 tipe yaitu serat (fibre) atau sklereid yang keras. Serat atau fibrise biasanya memanjang dengan dinding berujung runcing pada penampang membujur. Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras (Yatim, 1990).
       Rosella merupakan tumbuhan dikotil, pada batang dikotil ikatan pembuluhnya tersusun melingkar. Batang Hibiscus sabdariffa (Rosela) mempunyai jaringan penguat yaitu berupa kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim, sel-selnya memiliki dinding yang tipis dengan penebalan di sudut-sudut sel. Bentuk selnya bervariasi, berfungsi sebagai penyokong bagian-bagian tumbuhan. Sklerenkim, sel-selnya mengalami penebalan di seluruh bagian sel. Sklerenkim dapat berasal dari kolenkim yang mengalami penebalan lebih lanjut. Terdapat pada tumbuhan yang berkayu, sel-selnya mati dengan dinding sel darizat lignin dan berfungsi sebagai alat penyokong (Tim Dosen, 2012).



II.  Metode
A.    Alat dan Bahan
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
Mikroskop
1
Tangkai daun Eichornia crassipes (eceng gondok)
Secukupnya
Pipet tetes
1
Daun Canna sp (bunga tasbih)
Secukupnya
Kaca objek
6
Daun Pinus merkusii (pinus)
Secukupnya
Kaca penutup
6
Daun Eichornia crassipes (eceng gondok)
Secukupnya
Kuas halus
1
Tangkai daun Avium graveolens (sledri)
Secukupnya
Jarum preparat
1
Batang Hibiscus sabdariffa (Bunga rosella)
Secukupnya

B.     Cara kerja
Ø
Membuat preparat bahan-bahan
Pengamatan jaringan dasar
 


Mengamati dan mengambar jaringan parenkim yang terdapat pada preparat
                                                                        



Ø
Membuat preparat bahan-bahan
Pengamatan jaringan penguat
Mengamati dan mengambar penebalan dinding sel, se-sel parenkim dan jaringan penguat lainnya
 











III.   Hasil Pengamatan
Gambar Pribadi
Gambar Literatur
Gambar Tangan

Pembesaran 10*10
Tangkai daun Eichornia crassipes melintang

(Sumber: abisjatuhbangunlagi.
wordpress.com)


Pembesaran 10*10
Tangkai daun Eichornia crassipes membujur

(Sumber: abisjatuhbangunlagi.
wordpress.com)


Pembesaran 10*10
Daun Canna sp melintang

(sumber: biologiklaten.wordpress.com)


Pembesaran 10*10
Daun Canna sp membujur

(sumber: biologiklaten.wordpress.com)


Pembesaran 10*10
Daun Pinus merkusii melintang


(sumber: biologiklaten.wordpress.com)


Pembesaran 10*10
Daun Pinus merkusii membujur

(sumber: suryanieti.blogspot.com)



Pembesaran 10*10
Tangkai daun Apium graviolens melintang

(sumber: elya.blogspot.com)


Pembesaran 10*10
Tangkai daun Apium graviolens membujur

(sumber: kimeni-kim.blogspot.com)


Pembesaran 10*10
Batang Hibiscus sabdariffa melintang
Pembesaran 10*10
Batang Hibiscus sabdariffa membujur

(sumber: alya.blogspot.com)

























IV.   Pembahasan
       Pada pengamatan pertama yaitu tangkai daun eceng gondok terdapat parenkim pada tumbuhan air. Dimana parenkim ini dapat digunakan sebagai penyimpanan udara sehingga tumbuhan dapat mengapung. Bentuk parenkim dan gelembung air  lebih besar dari pada lingkaran ruang antar sel, perbedaanya terletak di dalam lingkaran eceng gondok tersebut terdapat lingkaran agak kekuning-kuningan yang dimana lingkaran tersebut  adalah pembuluh angkut dan ada juga sedikit yang renggang yang disebut dengan noktah. Susunannya sel parenkim petiolus eceng gondok sangat renggang terhadap ruang antar selnya.
       Pada pengamatan kedua yaitu daun bunga tasbih terlihat adanya jaringan parenkim yang tipis. Selain itu juga terlihat adanya rongga pada tangkai serta rongga antar sel.  Dibagian bentuk selnya sangat kecil dan berwarna agak kecoklat-coklatan, lalu perbedaanya antara bentuk sel parenkim dengan yang lainnya itu adalah terdapatnya berkas pembuluh yang dimana bentuknya itu lebih besar dari pada parenkim dan bagian noktah perbedaanya agak putih seakan-akan ada ruangan yang agak besar. Struktur parenkim pada bunga tasbih berbentuk polihedral segi enam.Sel-sel parenkim korteks pteolus bunga tasbih sel-selnya tampak  lebih rapat sehingga ruang antar selnya lebih kecil.
       Pada pengamatan ketiga yaitu daun pinus merkusii terlihat adanya jaringan parenkim dengan menyayat bagian melintang dapat ditemui sel-sel nya bentuknya memanjang seperti serat kearah vertical menyerupai serat.lekukan parenkim kearah dalam berbentuk bulatan.
       Pada jaringan epidermis terdapat hipodermis, yang terdiri atas sel-sel parenkim yang menyerupai serat. Pada jaringan dasarnya terdapat saluran hars yang merupakan ciri khas dari batang, akar, dan daun dari tumbuhan pinus. Selain itu tersusun atas sel-sel parenkimatis, memiliki lekukan ke arah dalam  yaitu berupa parenkim lipatan .Sel yang mengandung klorofil. Pada jaringan pembuluhnya, berkas pembuluhnya tunggal atau dua berkas yang berdampingan dan terdapat pada bagian tengah daun dikelilingi oleh jaringan transfuse (Loveless, 1987)
       Hasil pengamatan kami degan literature sama yaitu Parenkim  Pinnus merkussi pada sayatan melintang dengan dinding yang melekuk – lekuk kearah dalam,bentuk parenkim bulat dan berupa parenkim lipatan, bentuk penampang selnya membentuk benang kearah vertikal.
       Pada pengamatan keempat yaitu tangkai daun sledri terlihat adanya epidermis yang berfungsi sebagai zat kitin pada batang untuk melindungi agar tidak kehilangan air terlalu banyak. Epidermis merupakan lapisan sel yang paling luar dan epidermis ini memiliki fungsi sebagai pelindung semua bagian sel tumbuhan yang masihmuda. Lalu ada kambium, floem dan xilem, rongga protoxilem, seludang serat,ikatan pembuluh, dan tersebar dalam empulur kolenkim. Di antara berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim. Daerah parenkim kortek banyak ditemukan variasi sel parenkim baik sebagai parenkim penimbun, sel batu ataupun parenkim kelenjar.
       Pada pengamatan kelima yaitu batang bunga rosella terlihat epidermis, kolenkim, sklerenkim, kambium, floem dan xilem. Rosella merupakan tumbuhan dikotil, pada batang dikotil ikatan pembuluhnya tersusun melingkar. Batang Hibiscus sabdariffa (Rosela) mempunyai jaringan penguat yaitu berupa kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim, sel-selnya memiliki dinding yang tipis dengan penebalan di sudut-sudut sel. Bentuk selnya bervariasi, berfungsi sebagai penyokong bagian-bagian tumbuhan. Sklerenkim, sel-selnya mengalami penebalan di seluruh bagian sel. Sklerenkim dapat berasal dari kolenkim yang mengalami penebalan lebih lanjut. Terdapat pada tumbuhan yang berkayu, sel-selnya mati dengan dinding sel darizat lignin dan berfungsi sebagai alat penyokong. Menurut Maryati (2004), bahwa pada jaringan kolenkim sel-selnya memiliki dinding yang tipis dengan penebalan di sudut-sudut sel dengan bentuk sel yang beragam sedangkan jaringan sklerenkim sel-selnya mengalami penebalan di seluruh bagian sel. Sklerenkim dapat berasal dari kolenkim yang mengalami penebalan lebih lanjut. Selain itu batang rosella mempunyai jaringan pengangkut yaitu berupa xylem dan floem. Tipe berkas pembuluh pada batang rosella adalah kolateral terbuka, dimana xylem dan floem terdapat kambium. Xylem dan floem bersama-sama disebut berkas pengangkutan (berkas vaskuler). Komponen penyusun xilem terdiri dari : unsur trakeal (trakea dan trakeid), serabut xilem dan parenkim xilem. Letaknya pada bagian kayu tumbuhan dan berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar menuju bagian atas tubuh tumbuhan. Komponen penyusun floem terdiri dari unsur-unsur tapis, sel pengiring, serabut floem, dan parenkim floem. Letaknya pada bagian kulit kayu dan berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Pada batang rosella juga mempunyai kambium. Kambium adalah lapisan sel atau lapisan jaringan pada tumbuhan yang aktif membelah.

V.  Kesimpulan
       Berdasarkan hasil prktikum yang telah dilakukan mengenai jaringan parenkim pada daun eceng gondok bentuk parenkim dan gelembung air  lebih besar dari pada lingkaran ruang antar sel. Pada daun bunga tasbih terlihat adanya jaringan parenkim yang tipis, juga terlihat adanya rongga pada tangkai serta rongga antar sel. Pada daun pinus merkusii terlihat sel-sel nya bentuknya memanjang seperti serat kearah vertical menyerupai serat, lekukan parenkim kearah dalam berbentuk bulatan.
       Pada pengamatan jaringan penguat pada batang daun sledri terlihat adanya epidermis yang berfungsi sebagai zat kitin pada batang untuk melindungi agar tidak kehilangan air terlalu banyak. Pada batang bunga rosella terlihat epidermis, kolenkim, sklerenkim, kambium, floem dan xilem.























VI.   Daftar pustaka
Karmana, oman. 2008. Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Kimball, J. W. 1992. Biologi jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Loveless, A. R. 1987. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah jilid 1. Jakarta: PT        Gramedia Utama.
Maryati. 2004.Fisiologi Tumbuhan.  Jakarta: Phibeta.
Parlan, V. F. 1995. Panduan Belajar  Biologi. Jakarta: Yudistira.
Tim Dosen. 2012. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Makassar:    UIT Press.
Yatim, wildan. 1990. Histologi. Bandung: Tarsito.


Sumber gambar:
Abisjatuhbangunlagi. 2013. Parenkim.
       (http://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2013/04/11/parenkim-based-tissue.html)           diakses pada [30-10-2013: 20.30 WIB]
Alya. 2012. Jaringan Penguat dan Jaringan Pengangkut.
Biologiklaten. 2013. Bab 13 Struktur Tumbuhan.
       (http://biologiklaten.wordpress.com/2013/bab-13-struktur-tumbuhan.html) diakses             pada    [01-10-2013: 23.30 WIB]
Kimeni, kim. 2012. Jaringan Kolenkim.
       (http://kimeni-kim.blogspot.com/2012/11/jaringan-kolenkim.html) diakses pada [30-           10-2013: 20.30 WIB]
Suryanieti. 2011. Laporan Praktikum Anatomi Daun.
       (http://suryanieti.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-antum-anatomi- daun.html) diakses pada  [01-11-2013: 22.30 WIB]